Laman

Kamis, 06 Juni 2013

Kisah keberanian pemburu madu di tebing Nepal

Berburu madu adalah salah satu dari banyak kegiatan yang merupakan bagian dari budaya kuno peradaban. Para ilmuwan bahkan memperkirakan praktik berburu madu telah dilakukan sejak 13.000 SM.

Di Nepal, berburu madu telah dilakukan selama ribuan tahun dan merupakan bagian penting dari budaya Nepal. Beberapa desa di Nepal menjadikan berburu madu sebagai mata pencaharian sehari-hari penduduk setempat dan Nepal sendiri merupakan rumah bagi Apis laboriosa, lebah madu terbesar di bumi.


Lebah jenis ini membangun sarang mereka di tebing atau kaki bukit, sehingga para pemburu madu harus bekerja ekstra keras untuk mendapatkannya. Lokasi sarang lebah yang cukup curam membuat para pemburu madu harus menggunakan tangga tali dan keranjang untuk mengumpulkan madu.

Panen madu biasanya terjadi dua kali dalam setahun. Untuk memanen satu sarang lebah, pemburu madu dua membutuhkan waktu sampai tiga jam, tergantung pada lokasi sarang dan ukurannya. Ritual panen akan dimulai dengan doa dan pemberian persembahan berupa bunga, buah, dan beras. Kemudian api akan dinyalakan di dasar tebing untuk mengusir para lebah dari sarang mereka.


Lalu, seorang pemburu madu akan turun dari atas tebing dengan tangga tali. Teman-temannya akan mengamankan tangga tali tersebut dan memastikan pemburu madu yang turun dalam kondisi aman.

Ada beberapa operator tur yang menawarkan wisata berburu madu dan membawa turis ke berbagai lokasi untuk menyaksikan ritual panen madu secara keseluruhan. Rute trekking yang dilalui para turis menyajikan pemandangan alam Nepal yang luar biasa, terutama kehidupan satwa liarnya.


Tujuan berburu madu paling populer berada di Bhujung, Nai Chi, Pasgaon, Naya Gaun, Ludhi dan Dare. Para turis akan dibuat kagum akan kecepatan dan keberanian para pemburu madu yang bergelantungan tanpa alat pengaman di atas tebing, serta mengagumi teknik kuno yang ternyata masih digunakan sampai sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar